Hallo semuanya…
Selama ini saya sering mendapat pertanyaan melalui “private message” tentang biaya yang dibutuhkan untuk sekolah dan hidup di Jerman, juga apakah benar sekolah di Jerman itu gratis. Ini pertanyaan yang jawabannya gampang-gampang susah ya. Karena biaya hidup itu selalu relatif tergantung standar kualitas hidup yang dituntut oleh masing-masing orang dan juga dimana mereka tinggal. Tidak semua negara bagian level UMR nya sama dan level biaya hidupnya pun pasti saling menyesuaikan.
Tapi ok-lah saya akan coba kasih gambaran perhitungan kasar dengan standar hidup yang “relativ bescheiden” alias “modest” bin sederhana di wilayah yang juga ngga tergolong mahal (di Saarland).
Biaya Visa dan segala tetek bengek selama masih di Indonesia ngga saya masukkan, karena itu baru relevan kalau keputusan sudah diambil bahwa kuliah di Jerman memang tetap jadi pilihan ^_^. Saya cuma cantumkan kebutuhan kasar untuk bisa menjalani hidup sebagai mahasiswa di Jerman ya hehehe.
So… yang dibutuhkan (2016/2017) adalah kurang lebih sebagai berikut:
1. Jaminan finansial untuk visa studi
Saat ini yang resmi diminta minimal sejumlah 8640€ , dengan asumsi kebutuhana hidup minimal standar Student sejumlah 720€ per bulan. Karena itu, rekening tersebut harus diblokir dengan kemungkinan tarik tunai maksimal 720€ per bulan.
Jumlah ini “teoretis” harus kembali utuh setiap kali si pelajar ingin memperpanjang visa studinya. Hanya saja, pada prakteknya bukti “print out account” tidak selalu diminta lagi saat proses perpanjangan, jika yang bersangkutan beruntung ketemu dengan staff imigrasi di Jerman yang ngga terlalu “strict”.
Karena ada kriteria lain yang jauh lebih penting, yaitu “Immatrikulationsbescheinigung” (tanda bukti kita masih berstatus mahasiswa atau bukti lain yang “adequate”) serta kadang akan dimintai surat keterangan dari Universitas jika si mahasiswa udah kuliah terlalu lama tanpa ada perkembangan positif terkait proses studinya (statusnya jadi cenderung mencurigakan, entah berpotensi DO atau “fake student” dan jadi tenaga kerja ilegal misalnya). Hal ini kalau staff imigrasinya disiplin bisa menjadi sandungan yang jauh lebih serius daripada duit.
2. Semesterbeitrag
Kuliah di Jerman saat ini memang benar tidak ada “Tuition Fee“, setidaknya berlaku untuk jurusan yang tergolong normal dan bukan di universitas “pure” swasta yang tidak mendapatkan suntikan dana sama sekali dari negara. Kalau pengen kuliah jadi pilot misalnya, tentu saja “policy tuition free” ini tidak lagi berlaku, karena pendidikan pilot itu istimewa dan mahal hehehe. Di Perguruan Tinggi tempat saya kuliah tempo hari biayanya 69.900€ untuk 6 semester, jadi level Bachelor (harus dibayar dimuka semuanya, atau uang muka 50.000€ dan sisanya dibayar per bulan 1.800€ bisa), kerjasamanya dengan Lufthansa.
Itu cuma satu contoh, tentu ada jurusan-jurusan “istimewa” lainnya yang jelas tidak gratis seperti iklan hehehe.
Selain itu sekalipun kuliah di kampus yang ngga meminta “tuition fee”, tapi masih ada aspek biaya yang “seringnya” ngga di ceritakan dalam iklan ataupun promosi nya para agen pendidikan hehe. Yaitu “Semesterbeitrag”. Ini adalah biaya administrasi plus hak untuk bisa menikmati setiap transportasi publik yang beroperasi di Bundesland dimana Universitas terkait berada.
Semakin besar wilayah “Bundesland“-nya dan makin variatif jenis transportasi publiknya, serta semakin banyak fasilitas yang di “cover” oleh kartu mahasiswanya, sudah tentu “Semesterbeitrag” semakin tinggi. Yang mana biaya ini tidak bisa dihindari, jadi punya mobil dan ngga suka naik bus pun nggak ngaruh. Tetep Semesterbeitrag harus bayar karena sistemnya subsidi silang, supaya perusahaan transportasi bisa tetap menyediakan tiket untuk pelajar dengan murah.
Jadi andaikata masih menerapkan “tuition fee” ya berarti biayanya “Studiengebühren alias tuition fee + Semesterbeitrag“.
Di beberapa Universitas tertentu di Bundesland tertentu ada yang Kartu Mahasiswa nya juga sekaligus bisa dipake sebagai Kultur-Ticket alias bisa gratis masuk ke museum dan semacamnya. Ini berlaku sepanjang semester, jadi sebenarnya tergolong murah banget kalau dibandingkan yang harus dibayar oleh orang dewasa non student untuk menikmati fasilitas-fasilitas yang sama.
Bandingkan saja, Semesterbeitrag saya yang terakhir 195€ berlaku 6 bulan dan untuk seluruh Saarland, sementara suamiku cuma untuk area nomor 111 (dalam kota saja) udah kena ca. 57€ per bulan atau jika ambil kontrak setahun jatuhnya perbulan ca.48€.
Makanya jadi mahasiswa itu enak, karena itu saya suka keluyuran sendirian suami ditinggal dirumah wkwkwkwkwk (pengennya kuliah aja terus hahahahaha).
“Rate” Semesterbeitrag di Jerman saat ini ada di kisaran 195€-350€
3. Asuransi kesehatan
Setiap orang yang berdomisili di Jerman wajib dicover asuransi. Biaya premi untuk pelajar variatif dikisaran 65-75€/bulan.
4. Biaya kos/kontrak kamar
Tergantung tinggalnya dimana dulu dong… di München yang kota mahal atau di Saarland yang miskin hehe? Begitu juga lokasinya, didesa atau dikota. Tapi kalau diambil rata-rata, selama bisa mendapatkan tempat di “Studentenwohnheim” (dormitory for students) biayanya untuk kamar terkecil 210€, dengan “Kaution” (uang jaminan kontrak) mulai dari 390€-450€. Itu biaya listrik, air, sampah dkk belum termasuk. Kalau inklusif ya bisa mulai 270€-an paling murah. Kalau bisa/mau tinggal di WG alias “home sharing” ya bisa lebih murah lagi sedikit. Kalau mau tinggal sendiri di single apartment biaya sewa termurah rata2 ada dilevel 280-350-an €/bulan, kamarnya kecil tentu aja (apartemen studio).
5. Biaya makan…
Ini sangat relatif… boros atau tidak, dan memperhatikan kualitas atau nggak, suka masak atau tidak. Tapi untuk perhitungan kasar bisa lah dianggap 150-200€ / bulan cukup
6. Alat tulis, fotokopi, print dsb… ca. 33 € /bulan (di kampus aku setiap semester mendapat 300 lembar print gratis di lab. computer jadi ngga sampai segitu sih pengeluaran saya untuk pos ini. Cuma kayanya sih belakangan jumlahnya turun banyak. Sejak ada di semester lanjut saya udah ngga begitu banyak butuh print out lagi. Paper dan assignment saya kirim dalam bentuk Pdf dan kalaupun butuh cetak, karena jumlah ngga banyak saya toh punya printer di rumah, jadi kalau ngga kebetulan lagi ada seminar ya enggan pergi ngampus kalau hanya untuk cetak beberapa lembar saja. Karena itu saya ngga begitu memperhatikan lagi berapa lembar cetak gratis di kampus yang masih di kasih tiap semesternya).
7. Internet, telepon, GEZ ca. 35 € /bulan
8. Baju, sport dan hiburan…ini sangat relatif… “set your own budget” hehehe. Tapi di universitas ada banyak “fasilitas sport” yang sebagian besar bisa dinikmati gratis oleh mahasiswa, termasuk aerobik ataupun zumba. Yang harus bayar itu biasanya yang “special offer” hingga kampus mesti bayar tutor profesional dari luar, seperti misalnya: latin dance, tari perut, taichi dan lain-lain yang eksotis gitu deh. Tapi itupun nggak begitu mahal, karena tiket berlaku per-semester. Aku dulu ikut latin dance per orang bayar 24 € berlaku 1 semester, sangat murah tuh.
(perkiraan kasar dari forum student pos ini kurleb butuh ca. 63€/bulan)
Sedangkan kalau mau dijumlah total, untuk ukuran Saarland bisa diperkirakan kebutuhan kasar Student tiap bulan dalam prakteknya ada di kisaran 700€-900€ (apakah anda perokok, suka minum bir, hobi clubbing atau tidak juga mempengaruhi jumlah pengeluaran soalnya :-D. Rokok itu kan membakar duit, makin banyak ngerokoknya, pengeluaran makin banyak. Bayangin aja lah, satu pak rokok ca. 5,60€ kalau seminggu 2 pak aja berapa coba sebulannya, padahal bisa jadi lebih kan kalau udah perokok berat. By the way, dari 5,60 € itu pajaknya 3,97€ jadi lebih mahalan pajaknya daripada nilai rokoknya hehehe. Masih mau merokok?!?)
Karena itu jaminan finansial yang diminta untuk visa jumlahnya dengan realita kebutuhan minimal yang mungkin dijalani cuma beda-beda tipis lah.
Nah, monggo di pertimbangkan sendiri kira-kira bisa ditanggung atau nggak.
Tentu ada kemungkinan kerja sambilan (tentang ini akan saya bahas lebih detail lain kali saja), tapi saran saya jangan dijadikan tulang punggung untuk biaya studi di Jerman.
Kenapa? Karena sekolah di Jerman itu susah, dan potensi DO itu ngga kecil.
Kuota kelulusan dari Universitas di Jerman per tahunnya (berlaku general bagi seluruh mahasiswa, termasuk warga negara setempat) rata-ratanya ada di kisaran 30%. Banyak yang gonta-ganti jurusan tapi banyak juga yang DO.

Source: Statistisches Bundesamt
Gonta-ganti jurusan ini untuk orang asing juga sudah merupakan problem tersendiri terkait visa, ngga ada garansi diperpanjang kalau keseringan soalnya ^_^. Sejauh yang saya ingat bahkan ada aturan tertentu lagi tentang transfer jurusan ini terkait masalah visa. Karena itu, kalau ngga bener-bener pinteeer baik secara kognitif maupun pinter dalam me-manage waktu dan proses kuliah-nya, bisa jadi ya malah berantakan… gagal deh, karena kebanyakan kerjanya daripada belajar-nya (tidak jarang anak-anak yang kerja melanggar aturan batas yang diijinkan soalnya).
Perlu di ingat: melanggar aturan bagai pemilik PR atau WN Jerman tidak seram efeknya, paling-paling cuma kena pajak saja, tapi kalau bagi pemegang visa studi ya bisa cukup “hitam” prospeknya kalau sampai ketahuan.
Karena itu… paling aman tetap memperhitungkan biaya diatas bisa di penuhi oleh ortu masing-masing, karena tugas utama pelajar tetap adalah untuk belajar. Kerja sebaiknya cuma di jadikana “pasokan tambahan” saja.
Sampai jumpa lagi 🙂
You must be logged in to post a comment.