“Tabu”-nya orang Indonesia itu kadang memang bikin “speechless”…

Standard
“Tabu”-nya orang Indonesia itu kadang memang bikin “speechless”…

Saya sering bicara bahwa sebuah kultur itu nggak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk daripada yang lainnya, mereka memang beda, cuma itu. Setiap kultur memiliki ciri khasnya masing-masing dan ada latar belakangnya pula mengapa begitu.  Dan pendapat saya ini masih tetap sama, akan tetapi itu adalah opini secara umum terhadap keseluruhan budaya sebuah bangsa, jadi nggak berarti bahwa saya anggap setiap jenis adab/nilai/kebiasaan/budaya tertentu dari suatu masyarakat itu sensibel dan sebaiknya dilestarikan.
Kultur itu sendiri pada dasarnya adalah hal dinamis, dari jaman prasejarah sampai abad digital akan selalu mengalami perubahan entah itu positif atau negatif arahnya sesuai dengan perkembangan pengetahuan kita (ilmu dan teknologi itu sendiri juga kan bagian dari produk kultur toh? Sejauh ini rata-rata orang cuma mengasosiasikan kultur dengan seni, kerajinan ataupun tradisi saja; padahal kultur itu sangatlah luas). Tentu saja yang ideal adalah jika perubahan itu membawa ke arah yang positif ya. Dan inilah yang ingin saya ungkapkan disini: beberapa hal tipikal di kalangan masyarakat indonesia yang cukup “irritating” hingga ingin saya bagi disini.

Tema kali ini ngga jauh beda dengan hal yang saya tulis beberapa hari yang lalu, hanya saja kali ini lebih relevan bagi khususnya kaum wanita. Saya tergelitik untuk menulis ini ketika kemarin tanpa sengaja membaca komentar-komentar ibu-ibu Indonesia pada artikel online tentang berita proses melahirkannya artis “Andien” yang kebetulan nongol di newsfeed akun medsos saya karena ada “mutual friend” saya yang komentar disitu.
Sejauh ini saya bukan tipe orang yang suka ngikutin berita artis, buat saya “up to date”soal artis sama sekali bukan hal penting dan nggak begitu menarik jadi seringnya saya ini cenderung kuper soal berita artis. Kalau ada info yang ngga sengaja nangkring gini aja sih, dan kebetulan isunya lumayan “nyentil” baru saya kadang iseng untuk nggugel karena penasaran mengapa orang-orang begitu hebohnya.
Seperti kali ini, yang menarik perhatian saya justru adalah komen-komen para wanita itu yang bikin saya jadi gatel. KENAPA?

Karena ada wanita-wanita yang bilang “JIJIK” dengan Andien, cuma gara-gara sang artis ini berbagi tentang proses kelahiran anaknya yang secara natural dan peran aktif sang suami dalam membantu proses kelahiran anak mereka.
Saya bisa mengerti bahwa tidak semua orang mau membagi hal-hal sakral dalam hidupnya, karena saya sendiri juga tidak. Saya juga ingin membatasi hal-hal yang ingin saya jaga dalam lingkungan pribadi saya dan mana yang bisa saya bagi kepada publik.
Saya juga bukan tipe orang yang suka PDA (Mamerin kemesraan dengan pasangan dimuka banyak orang, baik itu dulu ataupun sekarang ketika saya sudah tinggal di Eropa. Not that I find it unacceptable, but it’s simply not my cup of tea. I don’t need to show my affection anywhere anytime anyway)…
Tapi saya tetap tidak bisa bayangkan ada “wanita” yang sama-sama secara alami di desain untuk hamil dan melahirkan bisa-bisanya menganggap bahwa “proses kelahiran” dan ekspresi “cinta” dari pasangan hidup itu sesuatu yang “menjijikkan”.
Saya sampai penasaran dan nggugel lama untuk ngecek seperti apa sih foto-foto yang di bagi oleh Andien itu dan seperti apa dia menceritakan proses melahirkannya, kok sampai dianggap menjijikkan?!
Tapi sejauh ini yang saya temukan sama sekali belum layak untuk dikategorikan “menjijikkan” deh. Lebay juga nggak lho (nggak kayak acara lahiran anaknya si Anang yang sampai di siarkan langsung segala…itu baru lumayan pantes dikategorikan lebay).
Foto-foto yang di bagi oleh keluarga Andien sekedar menunjukkan ekspresi “cinta”, sama sekali nggak bernuansa “seksual” ataupun porno.
Sejak kapan orang melahirkan itu porno? Ini sama aja kayak orang-orang Amrik sana yang menganggap bahwa “menyusui” bayi itu juga hal yang “saru”, “tabu” dan “porno” :-D. Tapi anehnya berpose telanjang dianggap biasa-biasa saja. Semakin lama saya benar-benar semakin merasa betapa miripnya masyarakat amrik dengan indonesia ^_^.
Hal-hal yang secara natural dikodratkan pada makhluk hidup dimuka bumi, tapi dianggap “TABU”, how ridiculiously funny…

Baru juga informasi dan foto begitu aja dari Andien udah dibilang “menjijikkan” dan tabu… apalagi kalau mereka lihat betapa banyak video proses kelahiran natural yang bisa diakses dengan mudah di YouTube ya? Banyak dari para ibu di video itu bahkan sepenuhnya telanjang. Andien mah masih pake baju, ya!
Para wanita di Indonesia begitu terbiasa dengan begitu banyaknya servis yang ada mungkin, begitu banyaknya orang disekelilingnya yang bisa membantunya ngurus anak, dan begitu menganggap enteng “operasi caesar” sehingga membuat mereka melupakan bahwa proses melahirkan itu adalah hal yang sepenuhnya “NATURAL”, tidak layak untuk masuk kategori “tabu”, apalagi kita nggak lagi hidup di jaman kuno dimana bahkan wanita yang haid dan nifas pun dianggap “kotor” hingga “suami” pun ngga boleh “menyentuh”-nya.
Sungguh kolot pula memandang bahwa peran serta seorang suami dalam proses kelahiran dan ungkapan kebahagiaannya ketika si bayi lahir ditangannya dianggap “gesture” yang tidak pantas (rolling my eyes…).
For God sake, this man didn’t give her a french kiss! It was merely a light peck.
Ada bidan dan orang-orang lain disekitarnya gitu lho, yang benar aja lah…

Harap jangan salah tangkap ya, saya ngga bermaksud menganggap wanita yang melahirkan melalui operasi caesar itu lebih rendah nilainya daripada ibu yang melahirkan natural lho. Ada banyak situasi khusus yang membuat kelahiran caesar adalah hal yang terbaik bagi beberapa kasus tertentu. Tapi bagaimanapun adalah fakta bahwa SETIAP WANITA terlahir kedunia dengan membawa karakteristiknya yang khas sebagai media untuk membawa generasi baru kemuka bumi, jadi pada dasarnya kita sudah dilengkapi dengan semua yang dibutuhkan untuk membawa manusia baru ke muka bumi dengan selamat. Jangankan binatang liar, wanita-wanita yang hidupnya jauh dari peradaban modern semuanya juga melahirkan tanpa asistensi dokter ahli dengan peralatan canggihnya kan?!
Apakah kemampuan alami itu akan dimanfaatkan oleh setiap dari kita atau tidak, itu adalah soal lain lagi.
Mungkin wanita-wanita Indonesia yang menganggap lebay tulisan ataupun video tentang hal-hal semacam ini karena mereka nggak perlu ngerasain repotnya dan khawatirnya harus menjalani semua proses (yang bagi setiap “calon ibu baru” menakutkan) karena di sana ada banyak orang yang bisa mereka andalkan untuk membantu, bahkan bayar asisten banyak pun nggak susah karena murah.
Mereka nggak tahu betapa tulisan ataupun video yang di bagi oleh sesama ibu di dunia ini bisa sangat membantu sekali bagi kita-kita khususnya yang tinggal jauh dinegeri orang tanpa orang tua yang bisa dimintai tolong dan dimana jasa pembantu ataupun baby sitter adalah sebuah kemewahan.

Memang benar jasa medis di negara maju bisa diandalkan, tapi itu kan tidak lantas kita bisa mendapatkan semua informasi dan bantuan dari mereka. Dan tidak pula semuanya bisa ditanggung asuransi, khususnya jika itu hal-hal yang nggak mengancam kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. Akan tetapi tetap saja itu bisa berupa hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh para calon ibu yang sedang mengandung untuk yang pertama kali.
Jadi adanya orang-orang yang bersedia berbagi pengalaman pribadinya (yang sebenarnya tergolong privacy dan sakral) adalah hal yang justru patut untuk dihargai.
Toh itu bukan sebuah aib, itu bukanlah hal yang memalukan gitu lho…

Saya juga kebetulan tertarik akan proses melahirkan dalam air, karena itu saya suka melihat dan membaca apapun yang bisa saya temukan tentang pengalaman pribadi orang yang mengalaminya, jadi nggak cuma informasi yang sifatnya teori saja dari jurnal-jurnal medis dan omongan dokter doang.
Kalian-kalian yang merasa tidak butuh, ya nggak papa, tapi mbok nggak usah nyinyir…
toh nggak ada yang menyuruh kalian untuk melihat atau membacanya kan?!
Kita semua tahu betapa banyaknya operasi caesar di indonesia yang dilakukan tanpa adanya rekomendasi medis, melainkan murni karena alasan: ngga mau sakit, takut vaginanya melebar (hingga suami jadi berpotensi untuk ngelirik perawan sebelah 😀 ), dan alasan-alasan nggak rasional lainnya semacam itulah, hanya karena merasa secara finansial mampu menanggungnya.
Jadi adalah hal yang menurut saya justru sangat positif, ketika ada publik figur yang mau berbagi karena itu bisa menjadi semacam “encouragement” pada para wanita yang sedang mengalami ketakutan untuk melahirkan normal dan sedang bimbang karena dibujuk dokter (yang mata duitan) dan sebenarnya ibu-ibu yang sedang bimbang ini secara medis nggak butuh operasi.
Bagaimanapun harus kita akui bahwa pengaruh “artis” dan efek persuasif dari tindakan mereka pada publik itu cukup besar.

Lagipula… rasanya lucu juga kalau menyebut “video dan foto orang melahirkan” itu tabu dan saru, tapi anehnya ngomongin aib suami sendiri, dan bercanda serta bercerita tentang kehidupan seksualnya bersama suami/istri, bikin jokes-jokes berbau seks kok nggak dianggap tabu ya… Malah kadang jadi topik tipikal di tayangan komedi lho…
Betapa paradoks… ^_^ .
Bahkan nguliahin orang tentang pilihan pasangan hidup orang make dalih agama (yang notabene adalah urusan pribadi yang paling pribadi), dianggap normal (lagi-lagi jadi “rolling my eyes…”), pada nggak sadar bahwa kalau sebaliknya ada orang yang negur atau nasehatin dia tanpa diminta, dianya marah-marah juga…merasa tersinggung 😀 .

Seharusnya, orang-orang yang ngaku dirinya “intelek” bisa membedakan mana yang patut untuk dikategorikan “lebay” dan pamer dengan yang nggak.
Kalau ngomongin “Ah, artis sih… cuma melahirkan aja pake masuk berita, semua wanita juga bisa melahirkan, apanya yang istimewa?!”
Hmmm saya jadi heran, siapa pula yang bilang kalau dia itu istimewa? Nggak ada kan?
Lagipula, dijaman media digital saat ini… siapa orangnya yang butuh jadi artis dulu untuk bisa memamerkan dirinya dimata dunia coba?
Setiap orang bisa upload gambar-gambar dan pengalamannya sendiri dan membaginya pada publik tanpa memandang apapun statusnya. Dan kalau beruntung, setiap orang juga punya kesempatan yang sama untuk membuat postingannya menjadi viral dan bikin dia terkenal di dunia.
Jadi siapa bilang cuma artis yang bisa melakukan itu?
Di jaman sekarang ini semua orang bisa melakukannya, itu kalau memang mau 😀 .
Saya kok trus jadi punya prasangka ya, para wanita yang suka sinis itu sebenarnya sirik karena suaminya kolot dan menganggap bahwa terlibat aktif dalam proses kelahiran anaknya sendiri itu hal yang “menjijikkan”.
Kalau mereka mau jujur, pasti akan mengakui bahwa orang yang paling terdekat dalam hidup kita dan paling punya potensi untuk memberikan dukungan moril dan kekuatan untuk berjuang, yang seharusnya paling bisa dipercaya adalah orang terkasih kita… (bahkan yang harusnya paling layak untuk jadi tempat kita mempercayakan nyawa. Bukankah setiap proses melahirkan itu adalah saat antara hidup dan mati?)
Dan siapa lagi itu kalau bukan belahan jiwa kita sendiri (logisnya lho ya)?
Yang paling diharapkan selalu ada disisi saat itu adalah pasangan hidup kita, kecuali jika sikon tidak mengijinkan itu.
Para wanita yang pasangannya tidak merasa bahwa mengekspresikan kasih itu hal yang memalukan dan tabu, tidak akan mengungkapkan hal-hal yang sinis seperti itu, bahkan meskipun dia sendiri kebetulan tergolong orang yang suka melindungi privacynya seperti saya.
Orang yang isi kepala dan hatinya bersih, merasa “content” dengan hidupnya, tidak akan sinis dengan kebahagiaan orang lain, karena dirinya sendiri juga sudah cukup bahagia :-D.
Sepertinya istilah: “Susah ngeliat orang lain senang dan senang ngeliat orang lain susah”, kadang-kadang emang tepat banget untuk diterapkan pada “jenis-jenis” tertentu manusia di Indonesia hahahahaha.

Saya sendiri… mungkin juga ngga selalu menganggap semua informasi yang saya temukan di Internet itu bagus untuk diterapkan pada saya, tapi saya tetap bisa menghargai setiap informasi yang dibagikan orang. Semua adalah tugas kita sendiri masing-masing untuk menyaring mana yang cocok dan mana yang nggak buat kita, tapi tetap sangatlah bagus bahwa ada begitu banyak yang bisa kita temukan dengan bantuan internet di jaman modern ini.
Meskipun tak ada ibu yang bisa mendampingi, kita jadi nggak merasa buta dan “helpless” dengan adanya semua itu.

Ok deh..sekian dulu ocehan saya hari ini… sampai jumpa lain kali hehehe.

 

 

13 responses »

  1. Seru mbak An kalau melahirkan di air…aku juga kalau lagi kurang sehat,rasanya berendam di air hanget itu jadi tambah relax loh…
    Ah aneh aja menurutku ibu menyusui di public dibilang “kurang sopan” . Aku dah lihat itu videonya ..banyak banget yang komplain orang Amerikanya..heran..

    Like

  2. Hehhehee panjang bangeeet huahaha.
    Aku kayaknya tau deh yang di maksud ini foto yang mana.

    Sebenernya sih emang ya.. saya juga heran. Padahal udah ada UU ITE juga tapi kayaknya ga ngaruh bagi jari jari netizen yang dengan mudahnya nyinyir bahkan komentar2 negatif.

    Like

Leave a comment